cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008" : 18 Documents clear
KERAGAAN DAN ANALISIS USAHATANI SALAK (Salacca edulis) DI LAHAN PEKARANGAN DESA SRI AGUNG (Studi Kasus Desa Prima Tani Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi) , Jumakir; Bobihoe, Julistia
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Performance and Farming System Analysis of Zalacca in Sri Agung Village (Case Studies in Prima Tani Tanjung Jabung District, Jambi). The Zalacca Pondoh is one type of fruits that is favored by many people and has a good prospect to be cultivated in small-scale field in Sri Agung Village. The aim of this study was to evaluate the continual farming system and economical analysis of the commodity. The research was conducted in some transmigrated areas in Sri Agung village, Tungkal Ulu District, Tanjung Jabung Barat, Jambi Province from June 2007 to July 2007 by using site-observation and survey methods. The primary data were collected by interviewing zalacca farmers, while the secondary data were collected from the related institutions. The result showed that the technical production of zalacca on the farmers level was quite good, but need an improvement in terms of the use of fertilizer, fruit trimming, pests and diseases control. Zalacca farming system gives added value and profitable with an R/C 2, 09. Key words: Salacca edulis, technology and farming system Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempuyai prospek baik untuk diusahakan di desa Sri Agung. Tanaman salak terutama dibudidayakan di lahan pekarangan. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengkaji teknik budidaya dan analisis usahatani tanaman salak yang diusahakan petani di lahan pekarangan secant berkelanjutan. Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang merupakan daerah transmigrasi asal Jawa, dimulai dari bulan Juni sampai Juli 2007 dengan metode survei dan tinjauan ke lahan salak. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani yang mengusahakan tanaman salak. Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait. Hasil pengkajian menunjukan bahwa teknologi budidaya tanaman salak yang berkembang dan yang dilakukan di tingkat petani sudah cukup baik, namun masih memerlukan perbaikan seperti pemupukan, pemangkasan atau penjarangan buah dan pengendalian hama penyakit. Usahatani salak memberikan nilai tambah dan menguntungkan, dengan nilai R/C 2,09. Kata kunci : Salak, teknologi dan sistem usahatani
KAJIAN KELEMBAGAAN DAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT Taufik, Muh. Taufik; Sjafaruddin, Muhammad
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Institutional and Integrated Pest Management Assessment of Cacao Farming System in Polewali Mandar District, West Sulawesi. Up to the present, experts of cacao are still looking for the solution to increase cacao products and cacao farmers income, among them are the efforts of reinforcing cacao institutes and conducting suggested farming system. For example, the application Integrated Pest Management (IPM), especially to overcome the pest of cacao fruit (PBK), mouse and rotten disease of fruit. The components of IPM consist of (a) covering cacao fruit; (b) increasing harvest frequency; (c) sanitation; (d) fertilization; (e) clipping and (f) developing black ant. The study was executed at countryside in Kurma Village, District of Mapilli, Sub-Province of Polewali Mandar, West-Sulawesi in 2007. The areas used for this study covering a 20 hectares of land involving 25 cacao farmers that were attacked by cacao pest (PBK), mouse, and fruit rotten disease. The study includes three important aspects such as: (1) the institutes of cacao production farming, (2) the evaluation and verification of IPM at production scale, and (3) farmers responSes. The research study indicated that institute of cacao production farming District of Mapilli, Sub-Province of Polewali Mandar was running towards the expected goal, because the production and maintenance of record data has been done. The production facilities and marketing of the institute needs guidance, because the price differences received by the farmers are still high ranging from 19% to 22%. The application of the IPM components package on farmers land in technical and economical terms should be done considering that the income level of IPM farmers is higher compared to non-IPM farmers (i.e. Rp.13.376.180 and Rp.9.115.000 respectively). Key words: Institute, integrated pest management, cacao farming system Sampai saat ini, para pakar kakao masih mencari solusi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani kakao. Upaya penguatan kelembagaan pada usahatani kakao dan menerapkan sistem budidaya yang dianjurkan. Penerapan paket Pengendalian Hama Terpadu (PHT), terutama untuk mengatasi hama Pengerek Buah Kakao (PBK), tikus dan penyakit busuk buah. Komponen PHT yang diterapkan adalah (a) penyarungan buah kakao; (b) panen sering; (c) sanitasi; (d) pemupukan; (e) pemangkasan dan (f) pengembangan semut hitam. Pengkajian dilaksanakan di Desa Kurma, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tahun 2007. Areal yang digunakan adalah pertanaman kakao yang terserang Hama PBK, tikus, dan penyakit busuk buah, dilakukan pada lahan petani dengan luas 20 ha, melibatkan 25 petani. Pengkajian mencakup tiga aspek utama yaitu: (1) Kelembagaan usahatani kakao, (2) Evaluasi dan verifikasi rakitan paket PHT pada skala produksi, dan (3) respon petani. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa kelembagaan produksi usahatani kakao di Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar sudah berjalan sesuai harapan, karena sudah melakukan kegiatan produksi dan pencatatan data hasil produksi. Kelembagaan sarana produksi dan pemasaran masih pembinaan, karena perbedaan harga yang diterima petani masih berkisar 19-22%. Penerapan komponen Paket PHT kakao di Lahan petani layak untuk dilaksanakan, baik secara teknis maupun secara ekonomis, dengan tingkat pendapatn petani pelaksana paket PHT mencapai Rp.13.376.180 jauh lebih besar dibandingkan dengan petani non PHT yaitu Rp.9.115.000. Kata kunci: Kelembagaan, pengendalian hama terpadu, usahatani kakao
PEMANFAATAN JANGGEL JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN Siti Rohaeni, Eni; Amali, N.; Subhan, A.; Darmawan, A.; , Sumanto
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Utilization of Corncob as Feed for Beef Cattle in Tanah Laut District, South Kalimantan. Tanah Laut Regency is one of the corn central production and beef cattle farming in South Kalimantan. The corn waste can be used to overcome the feed cattle problem particularly in the dry season. Corncob was a by-product of corn obtained after removing the corn seeds and was not productive. The objective of this assessment was to see the prospect of corncob used as feed for beef cattle. This research was carried out in Sumber Mulia Village, Region of Pleihari District of Tanah Laut South Kalimantan during the period of 2003-2004. The aim of the first year study was to know the effect of fermented corncob on the beef cattle performance and in the second year was to know the effect of corncob as a complete feed on the beef cattle performance. The observed parameters were the growth of body, cost analysis, farmers income and R/C. The first year study showed that by using 1 part of corncob and 4 parts of rice brain as feed could increase the body weight of cattle up to 0,345 kg/head/day with the R/C was 1.08 as compared with the control, which was only 0.219 kg/head/day. While the second year showed that beef cattle feed with complete corn cob content can increase body the weight up to 0,5 kg/head/day in comparison to the control which was only 0.14 kg/head/day. The farmer could get income for Rp.487.000/cow/three months with R/C 1,18. It can be concluded that corn waste can give profit to the farmers and can be used to overcome the feed problem for beef cattle especially in the dry season. . Key words: Corncob, feed, cattle Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu sentra pengembangan komoditas jagung dan ternak sapi potong di Kalimantan Selatan. Limbah jagung dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kekurangan hijauan khususnya pada musim kemarau. Limbah lain yang dihasilkan komoditas jagung yaitu janggel yang diperoleh setelah jagung dipipil dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Tujuan pengkajian ini adalah untuk melihat peluang pemanfaatan janggel jagung sebagai pakan ternak sapi. Pengkajian dilakukan di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2003 dan 2004. Pada tahun pertama, dilakukan untuk melihat pengarug fermentasi janggel jagung terhadap performans sapi potong dan pada tahun kedua, pengkajian dilakukan untuk melihat penggunaan janggel jagung terhadap performans sapi potongsebagai bahan pakan lengkap untuk ternak sapi. Parameter yang diamati yaitu pertambahan berat badan, analisis usaha berupa biaya dan pendapatan serta dan R/C. Hasil kajian pada tahunpertama menunjukkan bahwa pemberian janggel jagung 1 bagian dan dedak 4 bagian menghasilkan pertambahan berat badan 0,345 kg/ekor/hari dengan nilai R/C 1,08 dibandingkan kontrol yang hanya 0,219 kg/ekor/hari. Hasil kajian pada tahun kedua, pemberian pakan lengkap berbahan dasar janggel jagung menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 0,5 kg/ekor/hari dibandingkan kontrol yang hanya 0,14 kg/ekor/hari dan pendapatan yang dihasilkan dari usahatani ternak sapi sebesar Rp.487.000/ekor per tiga bulan dengan nilai R/C sebesar 1,18. Dari pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa limbah jagung dapat digunakan untuk mengatasi masalah pakan sapi pada musim kemarau dan mampu memberikan keuntungan peternak. Kata kunci Janggel jagung, pakan, sapi
KELEMBAGAAN PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI TIMOR BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR , Yusuf; Nulik, J.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cattle Marketing Institutions in West Timor, East Nusa Tenggara. The cattle marketing in East Nusa Tenggara (NTT) has not yet been conducted through a careful planning, but it is more influenced by cash needs. Besides that there were so many marketing channels before reaching the end consumers, thus the margins received were relatively variable. The aims of this research, were: (1) to find out the marketing channels of beef, (2) to find out the margin of each channel, (3) to find out various problems faced in beef marketing, and (4) to formulate recommended policies for the local government related to beef cattle development. Trader samplings were conducted by purposive samplings, i.e. by following the market channels, i.e. from: producers, village traders, livestock market traders, to the inter island traders (end consumers). Data collected in the research consisted of primary and secondary data. The results indicate that there are three market channels, i.e.: (1) Producers- village traders — livestock market traders — inter island traders, (2) Producers — livestock market traders — inter island traders, and (3) Producers — inter island traders. The highest marketing margin was obtained from the first marketing channel (Rp.1,062,500,- per head) and the lowest was from the third marketing channel (Rp.637,500,- per head). The main problem in the cattle marketing in NTT was the high cost of marketing caused by the execution of the local government regulations related to taxes, retributions and many other cost components that are difficult to avoid during the marketing process. Therefore there should be deregulation by the local government in relation to the provision of infrastructures and supporting facilities for marketing and the control on double tax payments, though they may have legal supports. Key words: Marketing, beef cattle, East Nusa Tenggara Pemasaran ternak sapi potong di NTT belum dilakukan dengan perencanaan yang matang, tetapi lebih dipengaruhi oleh adanya kebutuhan uang tunai. Selain itu masih banyaknya saluran pemasaran sampai ke konsumen akhir sehingga margin yang diterima petani relatif bervariasi. Tujuan penelitian: (1) mengetahui saluran pemasaran temak potong, (2) mengetahui margin dari setiap saluran pemasaran, (3) mengetahui berbagai masalah yang dihadapi dalam pemasaran temak potong, dan (4) merumuskan rekomendasi kebijakan kepada Pemda berkaitan dengan pengembangan ternak potong. Pengambilan sampel pedagang dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan mengikuti saluran pemasaran yang dilalui oleh temak sapi, yakni dari Produsen, Blantik Desa, Blantik Pasar Hewan sampai ke Pedagang Antar Pulau (konsumen akhir). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga bentuk saluran pemasaran, yaitu : (1) Produsen - blantik desa - blantik pasar hewan - pedagang antar pulau, (2) Produsen - blantik pasar hewan - pedagang antar pulau, (3) Produsen - pedagang antar pulau. Margin pemasaran yang paling besar adalah pada saluran I yakni Rp.1.062.500/ekor dan yang terkecil pada saluran HI yakni Rp.637.500/ekor. Masalah utama dalam pemasaran ternak adalah tingginya biaya pemasaran akibat diperlakukannya berbagai Perda terkait dengan pajak, retribusi serta banyaknya komponen biaya pemasaran yang sulit dihindari selama proses pemasaran. Perlunya deregulasi Pemda terkait sarana dan prasarana pemasaran dan menertibkan pungutan—pungutan ganda sekalipun mempunyai kekuatan hukum. Kata kunci : Pemasaran, ternak potong, Nusa Tenggara Timur
ANALISIS DAMPAK KERAGAMAN CURAH HUJAN TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADI SAWAH (Studi kasus di Kabupaten Merauke, Papua) Rouw, Aser
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analyzing of Rainfall Variability Impact toward Rice Field Production (Case study at Merauke Papua). This study was conducted with aim: (1) knowing impact of rainfall variability to rice field production and (2) to arrange alternative planting strategy which can decrease rainfall variability impact. Analyzing approach used Decision Support System for Agro-Technology Transfer (DSSAT) Plant Simulation Model. Input of model consists of time series climate data for twenty years (1983-2003), soil physics and chemist data, IR 64 variety genetics data, and the farmers planting technology. The rice field production was simulated following time planting in 15 days. To know pattern of rice field production, output of analysis was plotted using Fourier regression. The result of simulation showed that the rice filed production followed rainfall variability event. The higher production 5, 4 t with lower variance ± 0,1 at the first planting season was gotten in December 15th. While the second planting season, the higher production just 3, 2 t with variance ± 0,3 was gotten in 15 July th. This case was caused by lower of rainfall event. If, the total of the farmers irrigation supply was increased from 630 mm to 850 mm, so average production on first planting season become 5,9 t and second planting season 6 t. If the farmer just used rainfall event, so the best time planting was in November with production was 6 t and variance ± 1,1. Key words: Variability, rainfall, production, rice field, simulation. Analisis dampak keragaman curah hujan terhadap kinerja produksi padi sawah: Kasus Kabupaten Merauke, Papua dilakukan dengan tujuan: (1) mengetahui seberapa besar dampak keragaman curah hujan terhadap produksi padi sawah, dan (2) menyusun alternatif strategi budidaya padi sawah yang dapat mengurangi risiko keragaman curah hujan. Pendekatan analisis menggunakan model simulasi tanaman DSSAT (Decision Support System for Agro-technology Transfer). Data input model terdiri atas seri data iklim harian 20 tahun (1983-2003), data fisika dan kimia tanah, dan data genetik varietas padi IR 64, serta data telcnologi budidaya padi sawah. Simulasi produksi padi sawah dilakukan menurut waktu tanam dalam selang 15 harian. Output analisis diploting menggunakan regresi Fourier. Hasil simulasi menunjukkan bahwa keragaman produksi padi sawah cenderung mengikuti pola keragaman curah hujan. Rata-rata produksi -tertinggi 5,4 t dengan keragaman terendah ± 0,1 pada MT I tercapai pada waktu tanam 15 Desember. Sedangkan MT2 rata-rata produksi tertinggi hanya mencapai 3,2 t dengan keragaman ± 0,3 tercapai pada tanggal tanam 15 Juli. Hal ini disebabkan karena rendahnya input curah hujan. Hasil ini masih dapat ditingkatkan, yaitu melalui penambahan suplai air irigasi petani clari 630 mm menjadi 850 mm, maka rata-rata produksi MT] mencapai 5,9 t dan MT2 6 t. Kalau hanya mengandalkan curah hujan, maka waktu tanam terbaik bagi petani adalah pada tanggal tanam 1 November, yaitu rata-rata produksi dapat mencapai 6 t dengan keragaman f 1,1. Kata kunci: Keragaman, curah hujan, produksi, padi sawah, simulasi
PENGENDALIAN TERPADU VEKTOR CVPD DAN HAMA PENYEBAB BUAH BURIK PADA JERUK SIEM DI KABUPATEN LUWU UTARA , Warda; Asaad, Muh.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Integrated Control of CVPD Vectors and Pests of Citrus Cv. Siem in North Luwu District. The production of citrus plants in South Sulawesi in 2004 decreased sharply (10.60 t/ha) due to the infection of CVPD disease. In the field, the spread of CVPD is faster due to the high population of the vector (D. citri). In addition to the low production, citrus fruit quality in that areas is also very low due to the plague of some pests especially thrips (S. citri). The objective of the assessment is to compare yield of citrus between farmers who implemented the integrated control of D. citri and S. citri and farmers who did not implement the integrated pest control. The Assessment was conducted at Pengkajoang Village, Luwu Utara Regency from January to December 2006 using a pair comparison design consisting of two treatments i.e. (1) Integrated Pest Management (IPM) and (2) Non-IPM. The results of the assessment indicated that the number of the fruit per tree was 72.09 fruits on IPM and 55.80 fruits on non-IPM. The vector population per flush per tree and predator population of Coccinelidae on IPM were 2.95 individuals and 2.10 individuals, whereas those on non-IPM were 3.55 and 0.90 respectively. The number of the fruit infected by thrips, S. citri per tree and the intensity of damage per fruit on IPM were 10.40 fruits and 5.95%, whereas those on non-IPM were 12.25 fruits and 7.88%. Farmers income on IPM was higher (R/C 1,9) than that on non-IPM (1,5). Key words : Citrus cv. Siem, vector pest, integrated control Produksi jeruk siem di Sulawesi Selatan pada tahun 2004 menurun tajam (10,60 t/ha) disebabakan oleh penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Di lapang, serangan CVPD lebih cepat disebabkan oleh tingginya populasi vektor (Diaphorina citri). Selain produksi, mutu buah jeruk juga sangat rendah karena serangan hama penyebab buah burik khususnya thrips (Scirtothrips citri). Tujuan kajian ini adalah untuk membandingkan produkivitas jeruk siem antara petani yang menerapkan pengendalian terpadu vektor CVPD dan hama buah burik dengan petani yang tidak menerapkan pengendalian hama terpadu. Kajian dilakukan di desa Pengkajoang, Kabupaten Luwu Utara pada bulan Januari hingga Desember 2006, menggunakan rancangan petak berpasangan, dengan dua perlakuan yaitu (1) Pengendalian hama secara terpadu (PHT) dan (2) Pengendalian cara petani (non-PHT). Hasil kajian menunjukkan jumlah buah yang terbentuk adalah 72,09 buah pada perlakuan PHT dan 55,80 buah per pohon pada non-PHT. Populasi D. citri per kumpulan tunas per pohon dan populasi predator dari famili coccinelidae pada perlakuan PHT masing-masing 2,95 ekor dan 2,10 ekor, sementara pada perlakuan non-PHT masing-masing 3,55 ekor dan 0,90 ekor. Jumlah buah terserang hama trips, S. citri per pohon dan intensitas serangan per buah pada perlakuan PHT masing-masing 10,40 buah dan 5,95%, sementara pada perlakuan non-PHT masing-masing 12,25 buah dan 7,88%. Penerimaan petani yang menerapkan PHT lebila tinggi (R/C 1,9) dibanding yang tidak menerapkan PHT (R/C 1,5). Kata kunci : Jeruk Siem, vektor CVPD, hama burik, pengendalian terpadu
PENGENDALIAN HAMA Spodoptera exigua Hbn. UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI JENEPONTO, SULAWESI SELATAN , Nurjanani; , Ramlan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Control of Spodoptera exigua Hbn. to Raise Shallot Productivity on Rain Fed in Jeneponto District. Spodoptera exigua is one of reason of low productivity of shallot in South Sulawesi. The use of insecticide to control the pest is high, on the other hand, the effective and safe control method of the pest has much been reported. The objective of the research was to find out control technology package of S. exigua that are effective, efficient, save and appropriate with local condition. The research was conducted from June to September 2006 in Bontotangnga Village, Tamalate District, Jeneponto Regency, South Sulawesi. The research was carried out in farmers land with five cooperator farmers as replications. The study of technology to control S. exigua includes: (a) the use of biological agents Spodoptera exigua Nuclear Polyhedrosis Virus (SeNPV) ; (b) Physical method by using trap light; (c) Mechanical method by collecting eggs package and larvae and by spraying bio-insecticide when pest population was above the economic threshold; and (d) applying traditional farmers method (using insecticide conventionally). The results of the research showed that using trap light control was effective to reduce the attack of S. exigua on shallot with average intensity was 9.65%, lower than control farmers method, mechanical method, and SeNPV method with attack intensity were 43.73%; 41.82%; and 48.83% respectively. Based on the results it can be concluded that the control of S. exigua by using trap light method was effective and could reduce the use of insecticide up to 85,30%. The shallot was feasible and beneficial to be planted after rice harvest in rain fed areas with an R/C was 2.07. Key words: Shallot, S. exigua, light trap, SeNPV, mechanical method, productivity, rain fed. Spodoptera exigua merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas bawang merah di Sulsel. Penggunaan insektisida untuk pengendalian hama tersebut cukup tinggi, di lain pihak cara pengendalian yang efektif dan aman sudah banyak dilaporkan. Pengkajian ini bertujuan mendapatkan paket teknologi pengendalian S. exigua yang efektif, efisien dan ramah lingkungan serta sesuai dengan kondisi setempat. Pengkajian telah dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2006 di kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalate, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kajian dilaksanakan di lahan petani melibatkan lima petani kooperator sebagai ulangan. Teknologi yang dikaji adalah teknologi pengendalian hama S. exigua meliputi pengendalian: (a) menggunakan agens hayati Spodoptera exigua Nuclear Polyhedrosis Virus (SeNPV); (b) secara fisik (menggunakan lampu perangkap); (c) secara mekanik dengan mengumpulkan paket telur dan larva dan penyemprotan bioinsektisida apabila populasi hama melampaui ambang ekonomi; dan (d) cara petani (menggunakan insektisida secara konvensional). Hasil kajian menunjukkan bahwa pengendalian dengan menggunakan lampu perangkap efektif menekan serangan S. exigua pada tanaman bawang merah dengan rataan intensitas serangan 9,65%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pengendalian cara petani, mekanik, dan penggunaan SeNPV dengan intensitas serangan masing-masing 43,73%; 41,82%; dan 48,83%. Dari hasil pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian S. exigua dengan menggunakan lampu perangkap efektif dan dapat mereduksi penggunaan insektisida sebesar 85,3%. Bawang merah layak dan menguntungkan diusahakan setelah padi di sawah tadah hujan dengan R/C 2,07. Kata kunci: Bawang merah, Spodoptera exigua, SeNPV, cara mekanik, lampu perangkap, produktivitas
KERAGAAN KESESUAIAN LAHAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PLASMA BERKELANJUTAN Putu Wigena, I Gusti; Subardjal, Djadja; , Andriati; Sudana, Wayan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land Suitability Performance and Sustainable Management Strategic of Public Oil Palm Plantation. The great quantities of stakeholders involved and their different conflict of interests in the oil palm management is unfavorable, as characterized by the decrease of land productivity and the high-polluted environment. This condition led to create a holistic solution in order to achieve sustainable oil palm management. For this reason, researches on land suitability and public oil palm plantation strategy have been done from January to December 2007. The experimental site was public oil palm plantation of PTP Nusantara V Sei Pagar, Perhentian Raja Sub District Kampar Districts, Riau Province. Land suitability method was developed by Djaenudin et all. (2003) in which the public oil palm plantation strategy is analyzed by using Prospective Analysis. The research showed that land suitability in the majority of land experiment (75%) can be grouped into S2-f that is moderately suitable with nutrients retention as main limiting factor due to the lower pH of the soil. The land suitability in the remaining areas (about 25%) can be classified into S2-f,n that is moderately suitable with nutrients retention and nutrients supply as limiting factors due to the lower of pH and caption exchange capacity (CEC) values. Productivity level of the land by average was 23.04 tons fruit bunches/ha/year or equal to 91% of potential yield. There were 7 key factors that should be considered in order to achieve the sustainable management of public oil palm plantation, namely land occupation status, land suitability, land size, human resources, working capital, institution and government policies. Based on the probability of occurrence, a medium setting management becomes as a promotion strategy to achieve sustainable condition of public oil palm management. The condition of this situation was land occupation status should be guaranteed (certificated), land suitability and land size remain the same as the current condition, the availability of working capital provided by government, qualified human resources in managing oil palm (educational level and skill improved), linkage institution was actively seeking solution and government policies should be supportive in implementing the selected state. Key words: Public oilp palm plantation, sustainability, suitability, strategic managemen Banyaknya pihak yang terlibat dan terjadinya benturan kepentingan menyebabkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma kurang tepat yang dicirikan oleh semakin menurunnya produktivitas lahan dan pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu, telah dilakukan penelitian tingkat kesesuaian lahan dan strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan dari bulan Januari sampai Desember 2007. Lokasi penelitian di perkebunan kelapa sawit plasma PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar, Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Tingkat kesesuaian lahan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Djaenudin et al., strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma dianalisis dengan menggunakan Analisis Prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan di lokasi penelitian sebagian besar (75%) termasuk S2-f yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas retensi unsur hara berkaitan dengan pH tanah. Sekitar 25% tingkat kesesuaiannya termasuk S2-f,n yaitu kelas cukup sesuai dengan faktor pembatasketersediaan hara rendah dan retensi hara tinggi berkaitan dengan KTK tanah masam dan pH tanah rendah. Rata-rata produktivitas kelapa sawit pada lahan ini 23,04 t TBS/ha/tahun atau setinggi 91% dari produktivitas potensialnya. Terdapat tujuh faktor kunci yang hams dipertimbangkan untuk mencapai kondisi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yaitu status penguasaan lahan, kesesuaian lahan, luas lahan, sumberdaya manusia, modal, kelembagaan dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan urutan peluang kejadiannya, skenario pengelolaan medium merupakan strategi yang paling memungkinkan untuk mencapai kondisi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan. Salah satu kondisi yang mewakili skenario ini adalah luas lahan tetap, status penguasaan lahan terjamin (bersertifikat), kesesuaian lahan tetapi (karena teknologi), modal kerja cukup tersedia, kualitas SDM cukup memadai (pendidikan dan keterampilan petani membaik), instansi terkait cukup aktif (kelembagaan agak kuat) dan kebijakan pemerintah agak mendukung. Kata kunci Kelapa sawit plasma, berkelanjutan, kesesuaian lahan, analisis prospektif, skenario strategis
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN PUSINAT (Albizia lebbeckoides) TERHADAP KINETIKA RUMEN TERNAK KAMBING YANG DIBERI STANDING HAY RUMPUT KUME Kana Haul, Debora; Katipana, N.G.F; Abdullah, M.S
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The influence of leaf PUSINAT (Albizia lebbeckoides)on rumen kinetic of goat with added the Standing Hay Sorghum timorense. Goat is one kind of livestock that plays an important role in the rural economical society in the villages of Timor supporting by the presence of low quality of natural grasses. Thus the combination of forage sources by adding the leaves of local growing plants, such as pusinat (Albizia lebbeckoides) is important. The aim of this experiment was to observe the influence of using pusinat leaf at different levels on the rumen kinetic performances of goat fed with the standing hay of kume native grass (Sorghum timorense). The experiment was conducted at the experimental station of Animal Husbandry Faculty of Nusa Cendana University in Kupang, Timor, Indonesia. The experiment was conducted from 18th of June to 18th of August 2006. Sixteen local goats with an average body weight of 9 kgs (ranging from 8 to 10 kgs) were used in the experiment arranged in a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications. The treatments consisted of: standing hay of kume native grass (TO), TO + 25% pusinat leaf (TI), TO + 50% pusinat leaf (T2) and TO + 75% pusinat leaf (T3) of dry matter requirement. Kinetic parameters observed included: pH, concentrations of ammonia (NH3) and volatile fatty acid (VFA) and microbial protein. The results of the experiment indicated that rumen pH was not significantly (P>0.05) affected by the treatments, with an average value of 6.86. The concentrations of NH3, VFA and microbial protein were significantly (P<0.01) affected by the treatments. The highest values were obtained in T3 with mean values of 265.34 nM, 12.88 nM and 0.05977 mg/g of sample. It can be concluded that the increase level of pusinat leaf did not affect the rumen pH, but the production of microbial protein, as well as the concentration of VFA and NH3 were increased Key words: pusinat leaf rumen kinetic, goat, standing hay, sorghum timorense   Kambing adalah salah satu ternak yang cukup penting dalam perekonomian masyarakat pedesaan di pulau Timor dengan pakan utama rumput alam yang kualitasnya rendah. Penganekaragaman pakan perlu dilakukan dengan memanfaatkan tanaman pakan lokal seperti daun pusinat. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengamati tentang pemanfaatan daun pusinat terhadap kinetika rumen ternak kambing yang diberi pakan rumput alam kering (standing hay). Penelitian ini dilakukan di kandang percobaan Fapet Undana dari tanggal 18 Juni sampai dengan 18 Agustus 2006. Enam belas ekor ternak kambing dengan bobot badan rata-arat 9 kg (8-10 kg) telah digunakan dalam penelitian ini, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari: standing hay rumput kume (TO), TO + 25% daun pusinat (T1), TO + 50% daun pusinat (T2) dan TO + 75% daun pusinat (T3) dari kebutuhan bahan kering. Parameter kinetika yang diukur adalah derajat keasaman (pH) rumen, produksi protein mikroba, serta konsentrasi VFA dan NH3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tidak dipengaruhi oleh perlakuan (P>0,05) dengan nilai rata-rata 6,86. Konsentrasi VFA, NH3 dan protein mikroba rumen sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi oleh perlalcuan, dengan nilai tertinggi diperoleh pada T3 masing-masing sebesar 265,34 nM, 12,88 nM, dan 0,05977 mg/g sampel. Dapat disimpulkan bahwa penambahan daun pusinat mempertahankan pH namun meningkatkan produksi protein mikroba, konsentrasi WA dan NH3. Kata kunci: Daun pusinat, kinetika rumen, kambing, standing hay, rumput kume
KERAGAAN DAN ANALISIS USAHATANI SALAK (Salacca edulis) DI LAHAN PEKARANGAN DESA SRI AGUNG (Studi Kasus Desa Prima Tani Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi) Jumakir ;; Julistia Bobihoe
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v11n2.2008.p%p

Abstract

Performance and Farming System Analysis of Zalacca in Sri Agung Village (Case Studies in Prima Tani Tanjung Jabung District, Jambi). The Zalacca Pondoh is one type of fruits that is favored by many people and has a good prospect to be cultivated in small-scale field in Sri Agung Village. The aim of this study was to evaluate the continual farming system and economical analysis of the commodity. The research was conducted in some transmigrated areas in Sri Agung village, Tungkal Ulu District, Tanjung Jabung Barat, Jambi Province from June 2007 to July 2007 by using site-observation and survey methods. The primary data were collected by interviewing zalacca farmers, while the secondary data were collected from the related institutions. The result showed that the technical production of zalacca on the farmers' level was quite good, but need an improvement in terms of the use of fertilizer, fruit trimming, pests and diseases control. Zalacca farming system gives added value and profitable with an R/C 2, 09. Key words: Salacca edulis, technology and farming system Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempuyai prospek baik untuk diusahakan di desa Sri Agung. Tanaman salak terutama dibudidayakan di lahan pekarangan. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengkaji teknik budidaya dan analisis usahatani tanaman salak yang diusahakan petani di lahan pekarangan secant berkelanjutan. Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Sri Agung Kecamatan Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang merupakan daerah transmigrasi asal Jawa, dimulai dari bulan Juni sampai Juli 2007 dengan metode survei dan tinjauan ke lahan salak. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani yang mengusahakan tanaman salak. Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait. Hasil pengkajian menunjukan bahwa teknologi budidaya tanaman salak yang berkembang dan yang dilakukan di tingkat petani sudah cukup baik, namun masih memerlukan perbaikan seperti pemupukan, pemangkasan atau penjarangan buah dan pengendalian hama penyakit. Usahatani salak memberikan nilai tambah dan menguntungkan, dengan nilai R/C 2,09. Kata kunci : Salak, teknologi dan sistem usahatani

Page 1 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue